djembefola.com, Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu 4 September 2024

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu 4 September 2024

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu 4 September 2024 merupakan judul dari sebuah artikel kami kali ini. Kami ucapkan Selamat datang di djembefola.com, Sebuah Fenomena yang Bisa Merubah Segalanya. Pada kesempatan kali ini, kami masih bersemangat untuk membahas soal Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu 4 September 2024.

Pendahuluan

Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunungapi aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Gunungapi ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas. Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu. Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu terakhir terjadi pada tahun 2019. Fase erupsi di mulai tanggal 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB terjadi erupsi di kawah Ratu dengan ketinggian kolom lumpur bercampur sedikit abu mencapai 200 meter dari dasar kawah. Berwarna kelabu tebal kehitaman. Aktivitas erupsi menerus dan berlanjut teramati hingga tanggal 9 Agustus 2019. Sebaran material pasiran umumnya jatuh kembali ke dalam dasar kawah. Sedangkan abu erupsi tersebar di sekitar kawah tergantung arah dan kecepatan angin.

Pada tanggal 4 September 2024 Muncul Asap Putih Tipis

Pada tanggal 4 September 2024 banyak pertanyaan dari penduduk terkait kemunculan asap berwarna putih tipis hingga tebal di sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Masyarakat khawatir kemunculan asap tersebut berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu. Berdasarkan informasi tersebut. Pengamat Gunung Tangkuban Parahu segera melakukan pengecekan data pengamatan dan informasi kepada pemangku kepentingan di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta pengecekan informasi kepada pemangku kepentingan, di peroleh data sebagai berikut:

  • Pada hari Rabu, tanggal 04 September 2024 sekitar pukul 01:41 WIB dari kamera CCTV pemantauan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu terlihat adanya sinar yang berlokasi di atas kawah baru (dekat dengan Upas Hills). Kemunculan asap putih tipis tersebut terpantau pada kamera CCTV pada pukul 05:51 WIB dan pukul 09:20 WIB. Pada pukul 11:30 WIB, informasi dari pengelola wisata (PT GRPP) dan warga sekitar. Telah terjadi Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu di titik yang sama sesuai pengamatan CCTV. Sampai saat ini upaya pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait masih di lakukan. Kebakaran ini tidak mengganggu stasiun pemantauan gunungapi Tangkuban Parahu di karenakan lokasinya berjauhan dari lokasi kebakaran.
  • Pemantauan secara visual kondisi Kawah Ratu dan Kawah Ecoma pada tanggal 4 September 2024 pukul 14:27 WIB. Tidak terlihat anomali hembusan asap kawah di bandingkan dengan pengamatan sebelumnya.
  • Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga 4 September 2024 secara kegempaan masih di dominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan. Sedangkan jenis gempa Vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma belum menunjukkan tingkat kejadian yang signifikan (rata-rata terjadi kurang dari 1 kejadian perhari)
  • Dari hasil pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter maupun Electronic Distance Measurement (EDM) pada bulan ini belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan dari bawah permukaan terhadap respon penggembungan pada tubuh Gunung Tangkuban Parahu.

Hasil Evaluasi Secara Visual dan Instrumental

Berdasarkan hasil evaluasi secara visual dan instrumental. Maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu hingga tanggal 4 September 2024 pukul 16.00 WIB. Masih pada Level I (Normal) dengan rekomendasi agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan:

  1. Tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Parahu.
  2. Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.
  3. Perlu di waspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik. Yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik jika terjadi dapat di sertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.
  4. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu di harap tenang, beraktivitas seperti biasa. Tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu. Melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat di unduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id.
  5. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole. Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Demikian di sampaikan Siaran Pers Gunung Tangkuban Parahu. Atas perhatiannya di ucapkan terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top